Minggu, 29 Desember 2013

Panzerjager I


Panzerjager I bisa dikatakan merupakan tank destroyer pertama yang diproduksi oleh Jerman dalam Perang Dunia II. Tank destroyer ini sendiri merupakan modifikasi terhadap tank ringan Panzer Kampfwagen I dan dipersenjatai dengan meriam anti tank kaliber 47mm buatan Skoda, Cekoslovakia. Penggunaan meriam ini karena meriam anti tank Jerman pada masa awal Perang Dunia II, yaitu PaK 36 kaliber 37mm dianggap tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk menghadapi tank-tank pasukan Inggris dan Perancis.


Sebanyak 202 Panzerjager dibuat dari tahun 1940 sampai dengan tahun 1941. Tank destroyer ini ikut digunakan dalam Battle of France serta operasi militer Jerman di Afrika Utara dan Uni Soviet.
spesifikasi:
berat:6,4ton
kru:3
senjata:47mm
armor:6-14.5 mm
jarak tempus:140 km
sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/518aa2626012439d18000001/tank-destroyer-amp-assault-gun/

Tugas 3 Bahasa Indonesia

1.JAKARTA, KOMPAS.com - Putri kedua almarhum mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid menyindir Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ia membongkar salah satu rahasia yang dimiliki Prabowo. Apakah rahasia itu?

"Pak Prabowo ini jojoba. Jomblo-jomblo bahagia," kata Yenny saat peringatan Haul Gus Dur Keempat di kediamannya di Jalan Warung Silah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2013) malam.

Prabowo menjadi salah satu tamu yang menghadiri kegiatan Haul ke-4 Gus Dur tersebut. Selain Prabowo, masih banyak tokoh penting lain yang turut menghadiri kegiatan tersebut di antaranya mantan Ketua Umun Demokrat Anas Urbaningrum, Kapolri Jenderal Pol Sutarman, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

Sementara itu, akibat sindiran tersebut, sontak saja ribuan masyarakat dan jamaah yang memadati kediaman Gus Dur tertawa.

Namun, aksi Yenny menyindir Prabowo tak berhenti sampai disitu saja. Ia pun seolah membuat sayembara atas sindiran yang dibuatnya.

"Kalau ada yang mau daftar silahkan ke saya," selorohnya.

Dalam kesempatan itu ia mengucapkan terima kasih kepada Prabowo. Selain karena kedekatannya dengan Gus Dur, ia mengaku jika Prabowo memiliki andil besar dalam mengenalkan Dhorir Farisi, suaminya.

"Gara-gara pak Prabowo saya menemukan ksatria Madura saya," ujarnya.

2.TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Dalam sesi ngobrol bareng Mata Najwa on Campus yang digelar di aula kampus UNS, lima tokoh populer yang hadir harus menjawab pertanyaan yang sama. Yaitu tokoh itu disuruh memilih mau jadi siapa.

Saat giliran Jokowi menjawab, dia justru ingin jadi rektor dan setampan Anies Baswedan. "Wajah saya ini ndeso kalau disuruh milih diantara yang hadir di sini mau jadi kaya Pak Anies Baswedan. Dia ganteng dan gagah. Saya juga siap jadi rektor mau mengajar dari pagi sampai malam juga boleh akan saya layani," ujarnya disambut tawa ribuan mahasiswa dari beragam kampus di Solo yang memenuhi aula rektorat UNS, Sabtu (14/12) malam.


Jokowi yang malam itu mengenakan pakaian khasnya kemeja putih dan celana hitam memang jadi magnet. Tiap kali menjawab pertanyaan dari Najwa, Jokowi selalu mendapatkan tepuk tangan dari para mahasiswa yang hadir.


Dalam acara Mata Najwa malam itu hadir Jokowi, Jusuf Kalla, Anies Baswedan, Abraham Samad, dan Ganjar Pranowo. 
3.Versi polisi, penyebab tabrakan maut antara mobil pickup rombongan pelayat dengan truk gandeng muat tapioka di Tongas, Probolinggo, diduga mobil rombongan pelayat melaju kencang dan menyalip dengan memakan marka jalan.

Kecelakaan itu mengakibatkan 18 dari 29 penumpang pick up Mitsubishi T 120 SS warna hitam tewas, dan sisanya mengalami luka-luka. Sedangkan korban dari truk gandeng dua orang yakni, sopir dan kernet.

"Ada dua kendaraan yang hendak disalip mobil pickup ini, tapi dari arah berlawanan melaju truk," kata Wakapolresta Probolinggo Kompol Mustofa kepada detikcom di RSUD Tongas, Sabtu (28/12/2013).

Mantan Kapolsek Tegalsari Polrestabes Surabaya ini mengatakan, dengan kondisi jarak yang sudah dekat pickup yang melaju dari arah timur ke barat dengan kecepatan tinggi, sehingga tabrakan tak terhindarkan dengan truk yang melaju dari arah barat ke timur.

Puluhan penumpang yang berada dibak pickup terpelanting membentur aspal dan mengakibatkan 15 orang tewas seketika, sedangkan 3 orang korban lainnya tewas saat di RSUD Tongas.

"Kita akan menyelidiki lebih lanjut penyebab kecelakaan ini," tandas mantan Kapolsek Asemrowo Polres Pelabuhan Tanjung Perak ini.

4.BANDUNG (Pos Kota) – Tewasnya Taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta Andik Wahyu Kurniawan,21, membuat geram warga juga anggota TNI di Kota Bandung. Senin (22/12) Kepala Garnisun Tetap (Kasgartap) II Bandung, Marsekal Pertama (Marsma) TNI AU Imron Nasution, meminta supaya pelaku segera menyerahkan diri.

“Kami meminta pelaku untuk menyerahkan diri,“ tegasnya saat ditanya wartawan.

Dia menjelaskan, TNI AU sendiri akan berkoordinasi dan kerjasama dengan Polri untuk memburu pelaku. “ Kami akan mencari pelaku. Kami akan meminta pertanggungjawaban kepada pelaku,“ ungkapnya lagi dengan nada marah saat ditanya wartawan di RSHS Bandung.

Untuk meringkus pelaku, demikian Imron Nasution, akan terus berkoordinasi dengan Polri untuk memburu pelaku. Bahkan, ucapnya, Garnisun akan menerjunkan intel untuk mengejar pelaku. “ Anggota kami yang diturunkan hanya untuk memback up, yang berwenang tentunya kepolisian,“. Olehkarena itu, Imron Nasution, meminta supaya pelaku segera menyerahkan diri.

Diberitakan, korban Taruna Angkatan Udara tingkat tiga ini tewas dibantai berandalan bermotor di flyover Pasupati Bandung Senin subuh pukul 03.00.

Korban yang sedang berlibur di rumah orang tuanya dibantai saat mengantarkan kakaknya yang akan berangkat ke Jakarta menggunakan travel. Saat masuk jembatan layang, korban dicegat berandalan bermotor yang didga kiat akan merampas motornya. Diduga korban melawan pelaku menyiksa dan menusuk dada korban hingga tembus ke jantung.



5.KOLAKA,KOMPAS.com - Hamzah (36) yang mengaku berprofesi sebagai peminta-minta sumbangan untuk salah satu panti asuhan di kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menerima bogem mentah dari sejumlah pedagang di Pasar Sentral Kolaka. Hamzah bahkan nyaris menjadi sasaran amuk para pedagang.

Namun, dia terbebas dari ancaman amuk massa setelah aparat kepolisian tiba di tempat kejadian perkara. Hamzah pun segera digelandang ke Polres Kolaka.

Kepada pihak berwajib, dia mengaku kesal dengan ulah pedagang di pasar sentral Kolaka yang kerap menghina dirinya. Merasa tidak tahan dengan hinaan tersebut, Hamzah pun naik pitam dengan memaki kembali para pedagang pasar tersebut.

“Saya jengkel Pak, mereka itu sering bilang kalau saya tidak ada pekerjaan, selain jadi peminta-minta. Akhirnya saya kata-katai mereka,” ucapnya di Polres Kolaka, Kamis (26/12/2013).

Dalam pengembangan kasus tersebut, polisi menemukan fakta baru bahwa hasil dari sumbangan yang dikumpulkannya tidak sepenuhnya disetorkan ke panti asuhan tempatnya bekerja. Hamzah menggunakan uang tersebut guna memenuh kebutuhan sehari-hari.

Hamzah mengaku mampu menutupi kredit motornya sebesar Rp 976.000 per bulan. Dia juga menggunakan dana yang dikumpulkannya untuk membeli telepon genggam jenis Blackberry. Hamzah juga mengaku bisa membeli Playstation model terbaru.

“Tetap saya setorkan juga uang sumbangan itu ke panti asuhan. Sudah dua kali saya kirim Pak. Dalam tiga bulan saya kirim Rp 500.000. Selain itu, saya juga ada dua orang anggota saya yang ikut meminta sumbangan kepada warga. Itu tersebar di beberapa daerah di Kolaka. Penghasilannya bisa mencapai Rp 300.000 satu hari pak,” tambah Hamzah yang sudah berhasil mengumpulkan uang sumbangan sebesar Rp 160.000 untuk hari ini saja.

Berdasarkan keterangannya, polisi menyimpulkan Hamzah telah melakukan penipuan dengan modus meminta sumbangan atas nama panti asuhan. Oleh karena itu, dirinya dapat dijerat pasal 378 KUHP tentang tindak pidana penipuan.

“Jadi di pasar tadi itu banyak yang pukul dia sehingga mukanya bengkak. Nah Hamzah ini cukup banyak meresahkan warga akibat aksinya itu yang tidak jelas. Kita tangkap tadi itu juga ada warga yang melapor. Dia itu bisa dipenjara empat tahun lamanya, sesuai dengan pasal 378 KUHP,” tutup Kepala Sentra Pleyanan Kepolisian Reseort Kolaka, Ipda Asmulyadi.




Gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar karena untuk kalangan bawah masih banyak yg belum mengerti iklan masyarakat tersebut sehingga menjadi sia-sia.



Iklan di atas tersebut seharunya mengunakan bahasa indonesai yg benar, jika ingin mengunakan bahasa inggris harus lebih tepat....


Harusnya iklan tersebut di berikan cara mencegah penyakit hiv.



Iklan tersebut seharnya jgn menyebut atau membawa merek dari rokok tersbut karena terkesan mempromosikan produk rokok tersebut.



Tulisan iklan masyarakat di atas seharunya lebih spesifik lagi seperti anak kita bukan lah barang yg bisa di jual belikan.

Senin, 21 Oktober 2013

Contoh kata yg di ambil dari kamu bahasa indonesia

Aksara: sistem tanda grafis yg digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran; 2jenis sistem tanda grafis tertentu, msl aksara Pallawa, aksara Inka; 3 huruf;
Atribut: tanda kelengkapan (berupa baret, lencana, dsb), sifat yg menjadi ciri khas (suatu benda atau orang)
Akal: daya pikir (untuk memahami sesuatu dsb); pikiran; ingatan
Ampas: sisa barang yg telah diambil sarinya atau patinya
Asahan: hasil mengasah, yg sudah diasah
Arah: tujuan,maksud
Almamater: perguruan tinggi atau akademi tempat mahasiswa pernah belajar dan menyelesaikan pendidikannya
Asap: uap yg dapat terlihat yg dihasilkan dr pembakaran
Asisten: orang yg bertugas membantu orang lain dl melaksanakan tugas profesional, msl dl pekerjaan, profesi, dan kedinasan
Amblas: hilang; lenyap, tidak muncul lagi

Batas: garis (sisi) yg menjadi perhinggaan suatu bidang (ruang, daerah, dsb); pemisah antara dua bidang (ruang, daerah, dsb); sempadan
Baris: deret; leret; banjar; jajar
Bakul:  wadah atau tempat terbuat dr anyaman bambu atau rotan dng mulut berbentuk lingkaran, sedangkan bagian bawahnya berbentuk segi empat yg ukurannya lebih kecil dp ukuran bagian mulutnya
Boros: berlebih-lebihan dl pemakaian uang, barang, dsb
Buta:tidak dapat melihat krn rusak matanya; tunanetra
Buron : yang melarikan diri, pelarian
Bergadang : berjaga tidak tidur sampai larut malam
Baka: tidak berubah selama-lamanya; abadi; kekal
Bunting: mengandung anak dl perut (biasanya dikatakan bagi binatang); hamil; berbadan dua (bagi manusia)

Cakar:  kaki dan kuku yg panjang (pd ayam, itik, burung); 2 kuku yg panjang dan tajam (pd harimau, kucing, dsb)
Cair: bersifat spt air, tidak padat dan tidak berupa gas: air raksa ialah benda --; 2 bersifat tidak kental (tidak pekat, tidak beku); encer
Cukong: orang yg mempunyai uang banyak yg menyediakan dana atau modal yg diperlukan untuk suatu usaha atau kegiatan orang lain; 2 pemilik modal
Cocol: menyentuh sedikit (sambal, air gula, dsb); mencecah; mencolek
Ceria: 1 bersih; suci; murni; 2 berseri-seri (tt air muka, wajah); bersinar; cerah;
Cerah: terang (tt hari, bulan, warna); jernih (tt kaca): langit --; 2 berseri (tt muka): wajahnya -- sekali; 3 ki baik; bahagia: ia tidak melihat hari depan yg --;

Cawan: cangkir yg tidak bertelinga; 2 mangkuk untuk makan nasi dsb; 3 lapik cangkir;
Cermat : seksama, teliti
Citra : rupa, gambaran
Cerai : pisah

Duda: laki-laki yg kematian istri atau yg telah bercerai dr istrinya; balu;
damai tidak ada perang; tidak ada kerusuhan; aman
dungu /du·ngu/ a sangat tumpul otaknya; tidak cerdas; bebal; bodoh;
dawai /da·wai/ n kawat (yg halus);umpama ayakan -- , pb pekerjaan yg dilakukan dng tidak cerma
dam 1 n jenis permainan dng keping-keping bulat dan papan bertapak catur;
dukun /du·kun/ n orang yg mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dsb);
diam 1 /di·am / v 1 tidak bersuara (berbicara): semuanya -- , tidak ada yg berani mengkritik; 2 tidak bergerak (tetap di tempat):
dagang 1 /da·gang / n pekerjaan yg berhubungan dng menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan; jual-beli; niaga;
daster /das·ter/ n gaun yg sengaja dibuat longgar untuk dipakai di rumah
dapur 1 /da·pur / n 1 ruang tempat memasak; 2 tempat membakar batu bata, batu kapur, dsb; 3 tungku; perapian (pd lokomotif dsb);

empati /em·pa·ti/ /émpati/ n Psi keadaan mental yg membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dl keadaan perasaan atau pikiran yg sama dng orang atau kelompok lain;
ergonomi /er·go·no·mi/ /érgonomi/ n 1 penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan; tata kerja: usaha -- dl perusahaan itu akan berpengaruh pd hasil produksinya; 2 ilmu tt hubungan di antara manusia, mesin yg digunakan, dan lingkungan kerjanya
ekonomis /eko·no·mis/ /ékonomis/ a bersifat hati-hati dl pengeluaran uang, penggunaan barang, bahasa, waktu; tidak boros; hemat;
eksekutif /ek·se·ku·tif/ /éksekutif/ 1 a berkenaan dng pengurusan (pengelolaan, pemerintahan) atau penyelenggaraan sesuatu; 2 n Hukkekuasaan menjalankan undang-undang; 3 n Man pejabat tingkat tinggi yg bertanggung jawab kpd direktur utama atau pemimpin tertinggi dl perusahaan atau organisasi
egois /ego·is/ /égois/ n 1 Psi orang yg selalu mementingkan diri sendiri; 2 Fil penganut teori egoisme
emas n 1 logam mulia berwarna kuning yg dapat ditempa dan dibentuk, biasa dibuat perhiasan spt cincin, kalung (lambangnya Au, nomor atomnya 79, bobot atomnya 196,9665); logam adi; aurum
eksentrik /ek·sen·trik/ /ékséntrik/ a aneh; ganjil; tidak wajar
elemen /ele·men/ /élemén/ n 1 zat sederhana (tunggal) yg dianggap sbg komposisi bahan alam semesta (spt udara, tanah, air, api); 2bagian (yg penting, yg dibutuhkan) dr keseluruhan yg lebih besar; unsur:
emansipasi /eman·si·pa·si/ /émansipasi/ n 1 pembebasan dr perbudakan; 2 persamaan hak dl berbagai aspek kehidupan masyarakat (spt persamaan hak kaum wanita dng kaum pria)
elegi /ele·gi/ /élégi/ n syair atau nyanyian yg mengandung ratapan dan ungkapan dukacita (khususnya pd peristiwa kematian)

fakta /fak·ta/ n hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi
fanatik /fa·na·tik/ a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
fasis /fa·sis/ n penganut fasisme
fakir /fa·kir/ n 1 orang yg sangat berkekurangan; orang yg terlalu miskin:
fana /fa·na/ a dapat rusak (hilang, mati); tidak kekal
fiksi /fik·si/ n 1 Sas cerita rekaan (roman, novel, dsb); 2 rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan
fisik /fi·sik / 1 n jasmani; badan:
farmasi /far·ma·si/ n cara dan teknologi pembuatan obat serta cara penyimpanan, penyediaan, dan penyalurannya;
fasih /fa·sih/ a lancar, bersih, dan baik lafalnya 
frontal /fron·tal/ a secara terbuka (berhadap-hadapan)

gaul /ga·ul/, bergaul /ber·ga·ul/ v hidup berteman (bersahabat)
gamak /ga·mak/ a ragu; segan
galau /ga·lau/ a, bergalau /ber·ga·lau/ a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);
gila /gi·la/ 1 a sakit ingatan (kurang beres ingatannya); sakit jiwa (sarafnya terganggu atau pikirannya tidak normal)
gudang /gu·dang/ n rumah atau bangsal tempat menyimpan barang- barang;
gatal /ga·tal/ a 1 berasa sangat geli yg merangsang pd kulit tubuh (krn kutu dsb)
garong /ga·rong/ n perampok; kawanan pencuri (penyamun dsb);
goblok /gob·lok/ a 1 bodoh sekali:
gentar /gen·tar / 1 n gerakan berulang-ulang yg cepat sekali (spt kawat kecapi yg dipetik); getar; geletar:
getir 1 /ge·tir / a 1 rasa pahit agak pedas (spt rasa kulit jeruk); 2 ki susah dan sengsara (tt kehidupan)

hama /ha·ma/ n 1 hewan yg mengganggu produksi pertanian spt babi hutan, tupai, tikus, dan terutama serangga:
hasil /ha·sil/ 1 n sesuatu yg diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha (tanam-tanaman, sawah, tanah, ladang, hutan, dsb)
hitung /hi·tung/ v membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyakkan, dsb);
hambar /ham·bar/ a 1 tidak ada rasanya; tawar: sup ini rasanya --; 2 ki kurang bergairah (bersemangat)
hukum /hu·kum/ n 1 peraturan atau adat yg secara resmi dianggap mengikat, yg dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; 2 undang-undang, peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat; 3 patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dsb) yg tertentu;4 keputusan (pertimbangan) yg ditetapkan oleh hakim (dl pengadilan); vonis;
hampa /ham·pa/ a 1 tidak berisi; kosong: padi yg -- dibuang saja; 2 ki tidak bergairah; sepi:
harap /ha·rap/ 1 v mohon; minta; hendaklah: -- sabar menunggu; -- tenang, jangan gelisah; 2 n keinginan supaya sesuatu terjadi: -- hati-hati;
hilang /hi·lang/ v 1 tidak ada lagi; lenyap; tidak kelihatan: tiba-tiba benda itu -- dr pemandangannya; 2 tidak ada lagi perasaan (spt marah, jengkel, suka, duka), kepercayaan, pertimbangan, dsb
himpun /him·pun/ v, berhimpun /ber·him·pun/ v berkumpul:
hibah /hi·bah/ n pemberian (dng sukarela) dng mengalihkan hak atas sesuatu kpd orang lain

iman n 1 kepercayaan (yg berkenaan dng agama); keyakinan dan kepercayaan kpd Allah, nabi, kitab, dsb: -- tidak akan bertentangan dng ilmu; 2 ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin;
iba a berbelas kasihan; terharu dan kasihan:
inti /in·ti/ n 1 isi yg paling pokok atau penting; pokok isi; sari; pati; sari pati; 2 ki bagian yg utama, yg penting peranannya dl suatu proses atau pelaksanaan kerja
istri /is·tri/ n 1 wanita (perempuan) yg telah menikah atau yg bersuami; 2 wanita yg dinikahi
iler n air liur yg meleleh di sudut bibir;
ikrar /ik·rar/ n 1 janji yg sungguh-sungguh
istana /is·ta·na/ n rumah kediaman resmi raja (kepala negara, pre-siden) dan keluarganya
indikasi /in·di·ka·si/ n tanda-tanda yg menarik perhatian; petunjuk
intro 2 /in·tro / n kp introduksi; pengantar
ilmu /il·mu/ n 1 pengetahuan tt suatu bidang yg disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yg dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan

jamak 1 /ja·mak / a lazim; tidak aneh; lumrah; wajar:
jas n baju resmi (potongan Eropa) berlengan panjang, berkancing satu sampai tiga, dipakai di luar kemeja;
jalan /ja·lan/ 1 n tempat untuk lalu lintas orang (kendaraan dsb
jalur 1 /ja·lur / n 1 kolom yg lurus; garis lebar; setrip lebar; 2 ruang di antara dua garis pd permukaan yg luas; 3 ruang memanjang di antara dua deret tanaman
jakun /ja·kun/ n ujung kerongkongan yg tampak menonjol pd leher orang laki-laki dewasa; lekum
jarum /ja·rum/ n 1 alat jahit yg terbuat dr logam, bentuknya bulat panjang, kecil, berujung runcing (ada yg bertakuk, berkait, atau melengkung pd bagian ujungnya), terdapat lubang tembus pd bagian pangkal tempat memasukkan benang
jasa /ja·sa/ n 1 perbuatan yg baik atau berguna dan bernilai bagi orang lain, negara, instansi, dsb: pemimpin itu banyak -- nya bagi negara;2 Man perbuatan yg memberikan segala sesuatu yg diperlukan orang lain; layanan; servis;
jaring /ja·ring/ n 1 alat penangkap ikan, burung, dsb yg berupa siratan (rajutan) tali (benang) yg membentuk mata jala;
jauh /ja·uh/ a 1 panjang antaranya (jaraknya); tidak dekat: rumah kami -- dr pasar; 2 banyak sekali; amat; sangat (tt perbedaan, selisih atau kekurangan): ia berasal dr tempat yg --; anak itu -- lebih besar dp kakaknya; 3 belum sampai kpd yg dimaksudkan (ditetapkan)
jambret /jam·bret/ /jambrét/ v, menjambret /men·jamb·ret/ v merenggut atau merebut (barang milik orang lain yg sedang dipakai atau dibawa

kurung /ku·rung/ n 1 tanda baca (...) yg mengapit tambahan keterangan atau penjelasan; 2 tanda untuk mengumpulkan beberapa unsur menjadi satu kelompok; 3 lingkung; lingkar;
kilap /ki·lap / 1 v gilap; kilat; 2 n pantulan cahaya yg disebabkan oleh gelepar ikan terserang parasit;
kisruh /kis·ruh/ a 1 tidak sesuai dng rencana (aturan dsb); tidak lancar: jalannya pertunjukan agak --; 2 kacau; kalut: keadaan rumah tangganya sekarang sedang --;
kalap /ka·lap/ a 1 lupa diri (ketika marah): ia marah sekali sampai --; 2 gila; bingung: krn putus asa, ia menjadi --;
karam /ka·ram/ v tenggelam ke dasar laut (tt kapal dsb)
karunia /ka·ru·nia/ n 1 kasih; belas kasih
karma /kar·ma/ n 1 perbuatan manusia ketika hidup di dunia
kusut /ku·sut/ a 1 tersimpul jalin-menjalin tidak keruan hingga sukar diuraikan (rambut, benang, dsb
kudus /ku·dus/ a suci; murni;
keras 1 /ke·ras / a 1 padat kuat dan tidak mudah berubah bentuknya atau tidak mudah pecah

lemah 1 /le·mah / a 1 tidak kuat; tidak bertenaga:
lapar /la·par/ a berasa ingin makan (krn perut kosong)
larung 1 /la·rung / n peti mayat yg tidak berdasar
luhur /lu·hur/ a tinggi; mulia
lindung 1 /lin·dung /, berlindung /ber·lin·dung/ v 1 menempatkan dirinya di bawah (di balik, di belakang) sesuatu supaya tidak terlihat atau tidak kena angin, panas, dsb; bersembuny
lindu /lin·du/ Jw n gempa bumi
lihai /li·hai/ a 1 pintar; cerdik; cekatan; pandai (menipu dsb)
laras 1 /la·ras / n 1 (tinggi rendah) nada (suara, bunyi musik, dsb); tala:
lahar /la·har/ n lumpur batu yg keluar dr kawah gunung berapi;
lampit /lam·pit/ n tikar yg terbuat dr jalinan bilah-bilah rotan (bambu); tikar rotan

mahar /ma·har/ n pemberian wajib berupa uang atau barang dr mempelai laki-laki kpd mempelai perempuan ketika dilangsungkan akad nikah; maskawin;
mumi 1 /mu·mi / n mayat yg diawetkan dng jalan pembalseman (spt pd orang Mesir Kuno);
murka /mur·ka/ v sangat marah: ia sangat -- mendapat perlakuan spt itu;
makan 1 /ma·kan / v memasukkan makanan pokok ke dl mulut serta mengunyah dan menelannya: mereka -- tiga kali sehari; 2 vmemasukkan sesuatu ke dl mulut, kemudian mengunyah dan menelannya
manusia /ma·nu·sia/ n makhluk yg berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang
malas /ma·las/ a 1 tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu: orang yg -- itu lebih senang mengemis dp bekerja; 2 segan; tidak suka; tidak bernafsu: -- rasanya mengunjungi rapat spt itu; jangan -- bertanya;
mati /ma·ti/ v 1 sudah hilang nyawanya; tidak hidup lagi
mitra /mit·ra/ n 1 teman; sahabat; 2 kawan kerja; pasangan kerja; rekan
mimik 1 /mi·mik / n peniruan dng gerak-gerik anggota badan dan raut muka
multi- /mul·ti-/ bentuk terikat 1 banyak; lebih dr satu; lebih dr dua: multivalen; multipora; multilateral; 2 berlipat ganda: multimilioner

nalar 1 /na·lar / ark adv selalu
nafsu /naf·su/ n 1 keinginan (kecenderungan, dorongan) hati yg kuat
naluri /na·lu·ri/ n 1 dorongan hati atau nafsu yg dibawa sejak lahir; pembawaan alami yg tidak disadari mendorong untuk berbuat sesuatu; insting
nama /na·ma/ n 1 kata untuk menyebut atau memanggil orang (tempat, barang, binatang, dsb)
nurani /nu·ra·ni / 1 a berkenaan dng atau sifat cahaya (sinar dsb): hati -- , perasaan hati yg murni yg sedalam-dalamnya;
nuri /nu·ri/ n burung kakaktua berbulu merah dan hijau (biru hitam), dapat mengoceh dan menirukan suara manusia dsb
nista /nis·ta/a 1 hina; rendah: perbuatan itu sangat --; 2 tidak enak didengar: kata-kata --; 3 cak aib; cela; noda: -- yg tidak terhapuskan lagi;
nanar /na·nar/ a 1 berasa pusing (krn mabuk, kena pukul, dsb)
netral /net·ral/ /nétral/ a 1 tidak berpihak (tidak ikut atau tidak membantu salah satu pihak)
negasi /ne·ga·si/ /négasi/ n penyangkalan; peniadaan; kata sangkalan (msl kata tidak, bukan)
orasi /ora·si/ n 1 pidato; 2 pidato pengukuhan (guru besar dsb); 3 khotbah;
organisme /or·ga·nis·me/ n Bio segala jenis makhluk hidup (tumbuhan, hewan, dsb); susunan yg bersistem dr berbagai bagian jasad hidup untuk suatu tujuan tertentu
orgasme /or·gas·me/ n puncak kenikmatan seksual, khususnya dialami pd akhir sanggama
oral a 1 bersangkutan dng mulut; 2 melalui saluran pencernaan makanan (tt pemberian obat)
obral /ob·ral/ v 1 menjual barang secara besar-besaran dng harga murah (dng maksud menghabiskan barang, mengosongkan gudang, 
odol 1 n tapal gigi; pasta gigi
ortopedi /or·to·pe·di/ /ortopédi/ n ilmu tt penyembuhan tulang, persendian, dsb yg tidak lurus atau salah bentuk (tulang punggung, kaki dan tangan khusus pd anak-anak)
omzet /om·zet/ /omzét/ n jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan) tertentu selama suatu masa jual:
Orang n 1 manusia (dl arti khusus); 2 manusia (ganti diri ketiga yg tidak tentu)
opini /opi·ni/ n pendapat; pikiran; pendirian;

pers /pérs/ n 1 usaha percetakan dan penerbitan; 2 usaha pengumpulan dan penyiaran berita; 3 penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, dan radio; 4 orang yg bergerak dl penyiaran berita; 5 medium penyiaran berita, spt surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film;
pasar 1 /pa·sar / n tempat orang berjual beli; pekan: Ibu pergi ke -- untuk berbelanja; 2 Ek kekuatan penawaran dan permintaan, tempat penjual yg ingin menukar barang atau jasa dng uang, dan pembeli yg ingin menukar uang dng barang atau jasa;
paruh 1 /pa·ruh / n moncong atau mulut (burung, ayam, itik); cotok;
pangkal /pang·kal/ n 1 bagian permulaan atau bagian yg dianggap sbg dasar (terutama tt benda yg panjang spt pohon, tongkat, tiang): -
parit /pa·rit/ n 1 lubang panjang di tanah tempat aliran air; selokan; 2 lubang panjang tempat berlindung (dl peperangan); 3 selokan besar sekeliling benteng (kota); 4 lombong (dl tambang); 5 alur; lekuk yg memanjang (pd kayu, papan, dsb); 6 ranjau darat; 7 terusan (sekeliling benteng);
pasung /pa·sung/ n alat untuk menghukum orang, berbentuk kayu apit atau kayu berlubang, dipasangkan pd kaki, tangan, atau leher;
pancang /pan·cang/ n potongan bambu (kayu dsb) yg pangkalnya runcing, ditancapkan atau dihunjamkan ke tanah (untuk tanda batas, tambatan, penguat pinggir parit, dsb
pacar 1 /pa·car / n teman lawan jenis yg tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih;
pundung /pun·dung/ Jw n 1 gundukan tanah; 2 sarang semut (berupa gundukan tanah)
pucat /pu·cat/ a putih pudar (tt air muka); agak putih (tt warna);-- spt mayat, pb sangat pucat, pucat pasi;
pasi /pa·si/ lihat pucat


Qari/ah : pembaca Quran (laki laki/perempuan)
Qraat : pembacaan
Quran : kitab suci agama Islam
Qurma: buah


rajut /ra·jut/ n 1 jaring-jaring; jala-jala; 2 siratan benang yg berupa jaring untuk pundi-pundi, penutup sanggul, dsb

ralat /ra·lat/ n 1 pembetulan atau perbaikan atas salah cetak (pd surat kabar, majalah, buku, dsb) atau atas salah ucap dsb; 2 kesalahan; kekeliruan (cetak, ucap, dsb);

ramai /ra·mai/ a 1 riuh rendah (tt suara, bunyi): -- benar suara tembakan itu; 2 riang gembira; meriah

riskan /ris·kan/ a besar risikonya; berbahaya

riba 1 /ri·ba / v, meriba /me·ri·ba/ v memangku:

rambat 1 /ram·bat /, merambat /me·ram·bat/ v 1 bertambah banyak (tt tumbuhtumbuhan); merambak; 2 meluas; menjalar (tt api ganas); menular (tt penyakit); tersiar (tt kabar, berita); meluas dan berkepanjangan (tt percakapan)
remis /re·mis/ n kerang (kepah) yg boleh dimakan;
rukun 1 /ru·kun / n 1 yg harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan: tidak sah salat yg tidak cukup syarat dan -- nya; 2 asas; dasar; sendi: semuanya terlaksana dng baik, tidak suatu pun yg menyimpang dr -- nya;
rasa 1 /ra·sa / n 1 tanggapan indra thd rangsangan saraf, spt manis, pahit, masam thd indra pengecap, atau panas, dingin, nyeri thd indra perasa); 2 apa yg dialami oleh badan: -- pedih dan nyeri di perut merupakan gejala sakit lambung; 3 sifat rasa suatu benda: gula -- nya manis;4 tanggapan hati thd sesuatu (indra): -- sedih (bimbang, takut);

sampah /sam·pah /n 1 barang atau benda yg dibuang krn tidak terpakai lagi dsb; kotoran spt daun, kertas: jangan membuang -- sembarangan;
sayat 1 /sa·yat / n, potongan kecil; iris;
sampan /sam·pan /n perahu kecil;-- ada pengayuh tidak, pb hendak melakukan sesuatu, tetapi tidak lengkap syarat-syaratnya; ada -- hendak berenang, pb sengaja berpayah-payah padahal sebenarnya tidak perlu berbuat begitu;
sangkur /sang·kur/ n senjata tajam atau pisau yg ditempatkan pd ujung senapan; bayonet
sambal /sam·bal /n makanan penyedap yg dibuat dr cabai, garam, dsb yg ditumbuk, dihaluskan, dsb, biasanya dimakan bersama nasi;
sakit /sa·kit/ a berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh krn menderita sesuatu (demam, sakit perut, dsb
samar 1 /sa·mar /a 1 kabur; tidak kelihatan nyata; agak gelap: dl lamunannya terbayang -- wajah ibunya; 2 sayup-sayup (tt pendengaran): dr jauh terdengar -- suara seruling gembala; 3 tersembunyi; kurang jelas (apa yg dilihat, dilakukan, dsb
sungkan /sung·kan/ a 1 malas (mengerjakan sesuatu); enggan: ia -- bekerja di kebun; 2 merasa tidak enak hati: ia -- menegur orang itu;3 menaruh hormat; segan: ada perasaan
suka /su·ka / 1 a berkeadaan senang (girang): sahabat dl -- dan duka; 2 a girang hati; senang hati
semaput /se·ma·put/ Jw v tidak sadar diri; pingsan:

tawa /ta·wa/ n ungkapan rasa gembira, senang, geli, dsb dng mengeluarkan suara (pelan, sedang, keras) melalui alat ucap
tangkap /tang·kap/ v bertangkap /ber·tang·kap/ v berperang seorang lawan seorang; bergelutmenangkap
tarik /ta·rik/ v hela;
tahan 1 /ta·han / a 1 tetap keadaannya (kedudukannya dsb) meskipun mengalami berbagai-bagai hal; tidak lekas rusak (berubah, kalah, luntur, dsb): kayu spt ini tidak -- kena panas matahari; 2 kuat atau sanggup menderita (menanggung) sesuatu
tampan 1 /tam·pan / a elok (rupanya, sikapnya, bentuknya, letaknya); gagah
tumpah /tum·pah/ v tercurah keluar dr tempatnya (tt barang, cair, barang yg berderai-derai, dsb)
tanah 1 /ta·nah / n 1 permukaan bumi atau lapisan bumi yg di atas sekali
timbun /tim·bun/ n tumpukan sesuatu; longgok (yg besar dan tinggi)
tiara /ti·a·ra/ n 1 hiasan kepala bertatahkan mutiara yg dipakai para ratu; 2 mahkota bersusun tiga (spt yg dipakai oleh Paus)
Tuhan n 1 sesuatu yg diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sbg yg Mahakuasa, Mahaperkasa, dsb: -- Yang Maha Esa; 2 sesuatu yg dianggap sbg Tuhan: pd orang-orang tertentu uanglah sbg -- nya;
timbal /tim·bal/ a timbang; imbang;
-- balik 1 pd kedua belah sisi (pihak); 2 dr dua belah pihak (dua arah); 3 bersambut-sambutan; saling memberi (menagih, menuntut, dsb):


usung v, berusung /ber·u·sung/ kl v naik tandu; bertandu
umpan /um·pan/ n 1 makanan atau sesuatu (cacing dsb) yg digunakan untuk memikat atau menangkap binatang: kambing itu akan dipergunakan sbg -- untuk menangkap harimau; sebelum memancing harus sedia --; 2 material, spt bijih, yg dimasukkan ke dl alat atau mesin untuk diolah atau diproses; 3 sasaran yg mudah dijadikan korban; mangsa
ulah n tingkah laku, tindakan, sikap (menyalahi norma, aturan, adat): faktor lain penyebab merajalelanya korupsi itu adalah -- pelakunya yg kurang bertanggung jawab;
unik a tersendiri dl bentuk atau jenisnya; lain dp yg lain; tidak ada persamaan dng yg lain; khusus
umpat 1 /um·pat / n perkataan yg keji (kotor dsb) yg diucapkan krn marah (jengkel, kecewa, dsb); cercaan; makian; sesalan; umpatan
umi 1 Ar n ibu
upeti /upe·ti /n 1 uang (emas dsb) yg wajib dibayarkan (dipersembahkan) oleh negara(-negara) kecil kpd raja atau negara yg berkuasa atau yg menaklukkan; 2 uang dsb yg diberikan (diantarkan) kpd seorang pejabat dsb dng maksud menyuap
umum 1 a mengenai seluruhnya atau semuanya; secara menyeluruh, tidak menyangkut yg khusus (tertentu) saja:
umur n 1 lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan); usia
ukur 1 n sukat; pengukur; ukuran; 2 Mk patut; selayaknya; sudah tentu.


valas /va·las/ n akr valuta asing;
vaksin /vak·sin/ n Dok bibit penyakit (msl cacar) yg sudah dilemahkan, digunakan untuk vaksinasi
visum /vi·sum/ n 1 tanda pernyataan atau keterangan telah mengetahui atau menyetujui; 2 visa
virus /vi·rus/ n 1 mikroorganisme yg tidak dapat dilihat dng menggunakan mikroskop biasa, hanya dapat dilihat dng menggunakan mikroskop elektron, penyebab dan penular penyakit, spt cacar, influenza, dan rabies
vital /vi·tal/ a sangat penting (untuk kehidupan dsb)
valuta /va·lu·ta/ n alat pembayaran yg dijamin oleh cadangan emas atau perak yg ada di bank pemerintah; nilai uang
vandalisme /va·ndal·is·me/ n 1 perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dsb); 2 perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas
vakum /va·kum/ a 1 hampa udara
vagina /va·gi·na/ n saluran antara leher rahim dan alat kelamin perempuan; liang sanggama pd perempuan;
valid /va·lid/ a menurut cara yg semestinya; berlaku; sahih

warung /wa·rung/ n tempat menjual makanan, minuman, kelontong, dsb; kedai; lepau
wahana 1 /wa·ha·na / n 1 kendaraan; alat pengangkut; 2 alat atau sarana untuk mencapai suatu tujuan3
waria /wa·ria/ n akr wanita pria; pria yg bersifat dan bertingkah laku spt wanita; pria yg mempunyai perasaan sbg wanita; wadam
waduk /wa·duk/ n 1 perut besar tempat mencernakan makanan; 2 kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan atau mengatur pembagian air dsb (dipakai di musim kemarau); 3 menara air (tempat persediaan air)
waru /wa·ru/ n pohon yg tumbuh di tempat yg lembap, warnanya biru keabu-abuan, ukurannya tidak besar, dipakai sbg pohon peneduh, kulit bagian dalam sangat ulet, baik dipakai untuk bahan tali; Hibiscus tiliaceus
wasiat 1 /wa·si·at / n pesan terakhir yg disampaikan oleh orang yg akan meninggal (biasanya berkenaan dng harta kekayaan dsb);
wayang /wa·yang/ n 1 boneka tiruan orang yg terbuat dr pahatan kulit atau kayu dsb yg dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dl pertunjukan drama tradisional (Bali, Jawa, Sunda, dsb), biasanya dimainkan oleh seseorang yg disebut dalang; 2 pertunjukan wayang (selengkapnya); 3 ki pelaku (yg hanya sbg pelaku, bukan sbg perencana); orang suruhan yg harus bertindak sesuai dng perintah orang lain:
wangsit /wang·sit/ n pesan (amanat) gaib
wadah /wa·dah/ n 1 tempat untuk menaruh, menyimpan sesuatu
warta /war·ta/ n berita; kabar

X, x 1 /éks/ n 1 huruf ke-24 abjad Indonesia; 2 lambang bilangan sepuluh angka Romawi; 3 (dng huruf kapital bergaris atas) lambang bilangan 10.000 angka Romawi; 4 pengganti nama orang atau sesuatu yg tidak (belum) diketahui nama sebenarnya
xantena (xan.te.na) /santéna/ oksida organik untuk pembuatan zat warna (n Kim)
Xenia: perubahan endosperma oleh pengaruh tepung sari asing (n Bio)
Xenon: gas mulia, tidak berbau dan tidak berwarna, terdapat dl jumlah kecil di udara, biasa digunakan dl tabung lampu khusus; unsur dng nomor atom 54, berlambang Xe, dan bobot atom 131,30 (n Kim)

yaitu /ya·i·tu/ p kata penghubung yg digunakan untuk memerinci keterangan kalimat; yakni
yayasan /ya·ya·san/ n badan hukum yg tidak mempunyai anggota, dikelola oleh sebuah pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial (mengusahakan layanan dan bantuan spt sekolah, rumah sakit)
Yahudi /Ya·hu·di/ n 1 bangsa (yg berasal dr) Israel (Yakub); Ibrani; 2 agama orang Israel (yg berasal dr ajaran Nabi Musa a.s.); 3 ki(negatif) sebutan bagi orang yg sangat kikir: kikir spt -- , sangat kikir;
yatim /ya·tim/ a tidak beribu atau tidak berayah lagi (krn ditinggal mati);
yakin /ya·kin/ a 1 percaya (tahu, mengerti) sungguh-sungguh; (merasa) pasti (tentu, tidak salah lagi)
yoyo 1 /yo·yo / n mainan anak-anak dr kayu, bentuknya bulat pipih menyerupai gelendong benang yg diikat dng tali, jika dimainkan menyebabkan mainan itu terputar turun-naik krn talinya terlepas dan tergulung kembali
yang 1 p kata untuk menyatakan bahwa kata atau kalimat yg berikut diutamakan atau dibedakan dr yg lain: orang -- baik hati; 2 p kata yg menyatakan bahwa bagian kalimat yg berikutnya menjelaskan kata yg di depan
yard n ukuran panjang (3 kaki atau 0,914 m)
yudisial /yu·di·si·al/ a 1 berhubungan dng yudisium; 2 berhubungan dng lembaga hukum atau lembaga yudikatif
yuridis /yu·ri·dis/ a Huk menurut hukum; secara hukum: bantuan -- , bantuan hukum (diberikan oleh pengacara kpd kliennya di muka pengadilan)


zaitun /zai·tun/ n 1 tumbuhan perdu, pohonnya berwarna hijau, tumbuh di daerah Laut Tengah, Kalifornia, dipakai sbg bahan penghasil minyak zaitun; Olea europaea; 2 buah zaitun; 3 minyak zaitun
zaman /za·man/ n 1 jangka waktu yg panjang atau pendek yg menandai sesuatu; masa: -- kekuasaan Nazi di Jerman; 2 kala; waktu:akhir -- , penghabisan masa kehidupan kita; ketinggalan -- , sudah tidak sesuai lagi dng keadaan; sudah dimakan -- , ki sudah kuno; kolot;
zakat /za·kat/ n 1 jumlah harta tertentu yg wajib dikeluarkan oleh orang yg beragama Islam dan diberikan kpd golongan yg berhak menerimanya (fakir miskin dsb) menurut ketentuan yg telah ditetapkan oleh syarak; 2 salah satu rukun Islam yg mengatur harta yg wajib dikeluarkan kpd mustahik;
zat Ar n 1 wujud; hakikat (Allah): -- Allah; 2 yg menyebabkan sesuatu menjadi ada; 3 bahan yg merupakan pembentuk (bagian-bagian yg mendukung) suatu benda; unsur;
zakar /za·kar/ Ar n kemaluan laki-laki; penis; pelir; buah -- , buah pelir
Zat hijau: pigmen hijau dl tumbuhan hijau yg menyebabkan tanaman itu dapat membuat makanannya sendiri; klorofil; (arti)
zuhud /zu·hud/ Ar n perihal meninggalkan keduniawian; pertapaan
zoologi /zo·o·lo·gi/ n ilmu tt kehidupan binatang dan pembuatan klasifikasi aneka macam bentuk binatang di dunia
zina /zi·na/ n 1 perbuatan bersanggama antara laki-laki dan perempuan yg tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan); 2perbuatan bersanggama seorang laki-laki yg terikat perkawinan dng seorang perempuan yg bukan istrinya, atau seorang perempuan yg terikat perkawinan dng seorang laki-laki yg bukan suaminya;

ziarah /zi·a·rah / 1 n kunjungan ke tempat yg dianggap keramat atau mulia (makam dsb); 2 v cak berziarah;

Pengertian dan Definisi Bahasa Menurut Para Ahli

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli:
# BILL ADAMS
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif
# WITTGENSTEIN
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis
# FERDINAND DE SAUSSURE
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain
# PLATO
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut
# BLOCH & TRAGER
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
# CARROL
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia
# SUDARYONO
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
# SAUSSURE
Bahasa adalah objek dari semiologi
# Mc. CARTHY
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir# WILLIAM A. HAVILAND
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu
sumber:http://seger.staf.narotama.ac.id/2012/02/21/pengertian-dan-definisi-bahasa-menurut-para-ahli/

Sabtu, 11 Mei 2013

makanan khas dari daerah priangan timur

banyak sekali makanan khas dari daerah priangan timur seperti cilok, cimol, dll
kali ini saya akan menjelaskan tentang makanan cilok, cilok adalah sebuah makanan yg terbuat dari tepung aci dan dibuat bundar2 seperti bola dan masaknya di kukus, biasanya di dalamnya berisi daging sapi, dan di makan dengan di lumuri saos dan kecap,sedangkan cimol pun berasal dari tempung aci namu dia tidak di kukus langsung di goreng dan biasanya di beri bumbu masak dan cabe giling sebagai peyedapnya,

Kenapa parkiran kampus gundar selalu antri panjang???

kalian para mahasiswa gunadarma pasti sudah mengetahui bahwa parkiran sering mengantri panjang saat keluar bahkan sekarang di parkiran E saat masukpun mengantri sanggat panjang? penyebabya adalah sistem pencatatan nopol kendaraan masih manual sehingga waktunya lebih lama, padahal kampus kita kampus yg terkenal akan jurusan ITnya tapi menggapa untuk parkiran saja masih menggunakan pencataan manual sehingga waktunya lebih lama ya minimal gunakan tiketing parkir lah untuk memperlancar keluar masuk kendaraan walaupun bayar seribu tidak apa asalkan tidak terjadi antiran di parkiran, sekian unek2 saya atas macetnya parikran kampus terutama kampus E gunadarma

Tips sebelum bepergian jauh menggunakan motor

pertama pastikan kondisi motor selalu pada kondisi prima, jgn lupa bawa2 konci2 pass sederhana untuk melakukan perbaikan saat di jalan motor mendapatkan masalah, bawalah mantel, gunakan jaket agar tidak masuk anggin,istirahat yg cukup sebelum berangkat, dan yg paling penting berdoa dahulu sebelumnya, dan juga istirahat lah minimal sejam sekali saat perjalanan agar terhindar dari kelelehan

Jumat, 10 Mei 2013

Resume analisis pendapatan nasional



Pelaku kegiatan ekonomi secara umum dikelompokkan kepada empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah dan ekspor-impor.

Untuk mempermudah dalam menganalisis pendapatan nasional, maka pada tahap awal dilakukan analisis pendapatan nasional dua sektor. Dalam pendekatan ini, perekonomian diasumsikan hanya digerakkan oleh 2 (dua) orang pelaku kegiatan ekonomi, yaitu rumah tangga dan swasta.


Dalam menganalisis pendapatan nasional, kita memiliki beberapa asumsi, antara lain:
1.Investasi adalah investasi yang autonomous, yaitu tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya.
2.Konsumsi adalah fungsi linear dan positip dari tingkat pendapatan disposable (Yd)
3.Tabungan juga memiliki fungsi linear dan positip dari tingkat pendapatan disposable (Yd)
4.Tidak ada pajak tidak langsung, maka pendapatan nasional (Y) sama dengan agregat pendapatan disposable.